Rumor di masyarakat mengatakan jamu kunyit asam bisa membuat peranakan kering.
Para dokter telah membantahnya, namun sebuah penelitian di Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta mengungkap fakta baru tentang hubungan kunyit dan
kesuburan.
Penelitian untuk meraih gelar doktor yang dilakukan oleh dr Rajuddin, SpOG, K-FER dari Universitas Syaian Kuala Aceh tersebut mengungkap bahwa salah satu kandungan kunyit yakni kurkumin (diferuloylmethane) bisa menghambat terjadinya ovulasi atau pematangan sel telur.
"Kurkumin menyebabkan pertumbuhan folikel ovarium kecil sehingga ovulasi kecil kemungkinan terjadi," ungkapnya, seperti ditulis Kamis (15/1/2015).
Menurut dr Rajuddin, kurkumin memiliki peran menghambat ovulasi dengan jalan menurunkan hormon kesuburan seperti hormon estradiol, progesteron, LH (luteinizing hormone) dan menekan lonjakan LH pada wanita.
Penelitian tersebut melibatkan 80 perempuan sehat yang fertil dan berumur 20-30 tahun yang telah menikah dan saat penelitian belum ingin punya anak. Partisipan dibagi dua kelompok, sebagian mendapat terapi kurkumin 800 mg per hari dan sebagian lagi sebagai kontrol diberikan kapsul berisi tepung.
Dari hasil penelitian, kadar estradiol di pertengahan siklus haid pada kelompok kurkumin lebih rendah dibanding dengan kelompok kontrol. Keadaan ini menyebabkan ukuran diameter folikel kelompok kurkumin tidak mencapai ukuran folikel dominan, sehingga kecil kemungkinan terjadi ovulasi. Adapun hasil ukuran diameter folikel ovarium kelompok kurkumin rerata 12,31 mm dan kelompok kontrol rerata 20,55 mm.
"Tidak hanya estradiol, kurkumin ternyata juga menghambat Progesteron, LH dan menekan LH surge. Bahkan di endometrium, kurkumin menurunkan ekspresi Vacular Endothelial growth Factor (VEGF) di endometrium menjadi rendah," papar dia.
Penelitian untuk meraih gelar doktor yang dilakukan oleh dr Rajuddin, SpOG, K-FER dari Universitas Syaian Kuala Aceh tersebut mengungkap bahwa salah satu kandungan kunyit yakni kurkumin (diferuloylmethane) bisa menghambat terjadinya ovulasi atau pematangan sel telur.
"Kurkumin menyebabkan pertumbuhan folikel ovarium kecil sehingga ovulasi kecil kemungkinan terjadi," ungkapnya, seperti ditulis Kamis (15/1/2015).
Menurut dr Rajuddin, kurkumin memiliki peran menghambat ovulasi dengan jalan menurunkan hormon kesuburan seperti hormon estradiol, progesteron, LH (luteinizing hormone) dan menekan lonjakan LH pada wanita.
Penelitian tersebut melibatkan 80 perempuan sehat yang fertil dan berumur 20-30 tahun yang telah menikah dan saat penelitian belum ingin punya anak. Partisipan dibagi dua kelompok, sebagian mendapat terapi kurkumin 800 mg per hari dan sebagian lagi sebagai kontrol diberikan kapsul berisi tepung.
Dari hasil penelitian, kadar estradiol di pertengahan siklus haid pada kelompok kurkumin lebih rendah dibanding dengan kelompok kontrol. Keadaan ini menyebabkan ukuran diameter folikel kelompok kurkumin tidak mencapai ukuran folikel dominan, sehingga kecil kemungkinan terjadi ovulasi. Adapun hasil ukuran diameter folikel ovarium kelompok kurkumin rerata 12,31 mm dan kelompok kontrol rerata 20,55 mm.
"Tidak hanya estradiol, kurkumin ternyata juga menghambat Progesteron, LH dan menekan LH surge. Bahkan di endometrium, kurkumin menurunkan ekspresi Vacular Endothelial growth Factor (VEGF) di endometrium menjadi rendah," papar dia.
Terkait rumor bahwa kunyit asam bisa membuat peranakan atau rahim
menjadi kering, dr Frizar Irmansyah, SpOG dari RS Pusat Pertamina
seperti diberitakan detikHealth sebelumnya mengaku tidak sependapat. Ia mengimbau untuk tidak khawatir dengan informasi tersebut.
"Salah itu, nggak benar. Kunyit asam itu paling efeknya bikin darah jadi lebih encer, makanya bagus untuk gangguan haid," terang dr Frizar soal jamu kunyit asam yang selama ini dikenal manjur mengatasi nyeri haid.
sumber : detik.com
"Salah itu, nggak benar. Kunyit asam itu paling efeknya bikin darah jadi lebih encer, makanya bagus untuk gangguan haid," terang dr Frizar soal jamu kunyit asam yang selama ini dikenal manjur mengatasi nyeri haid.
sumber : detik.com